HADITS-HADITS LEMAH DAN PALSU SEPUTAR ILMU
Bag - 1
Oleh : Abu Fatwa (SAMSUDIN)
اطْلُبُوا العِلْمَ وَ لَوْ بِالصِّيْنِ
Artinya : Tuntutlah ilmu walau di negerii Cina.
Penjelasan : Hadits ini : Bathil. Bukan ucapan Rosululloh saw.
Diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adiy dalam kitabnya juz : II hal : 207, dan oleh Abu Nu’aim dalam kitabnya Akhbaru Ashbahaan Juz : II hal : 106, dan al-Khaatib dalam kitabnya Tarikhul Baghdadiy.
Semua riwayat ini melalui jalan : al-Hasan bin ‘Athiyah. Tetapi dalam sanadnya ada rawi yang bernama : Abu ‘Atikah, dia termasuk rawi yang Matruk. Rawi inilah yang meriwayatkan dengan tambahan “ walau bishin “ yang artinya walaupun ke negeri cina.
Di lain riwayat ada pula tambahan “ faridhatun ‘ala kulli muslimin “, diwajibkan atas setiap muslim. Dalam sanadnya ada rawi yang sifat dan keadaannya mendekati derajat dho’if.
Imam Bukhari mengatakan Abu ‘Athikah yang tersebut dalam sanad ini adalah seorang rawi yang suka meriwayatkan hadits-hadits mungkar.
كَلِمَةٌ يَسْمَعُهَا الرَّجُلُ خَيْرٌ مِنْ عِبَادَةِ سَنَةٍ, وَ جُلُوسُ سَاعَةٍ عِنْدَ مُذَاكَرَةِ العِلْمِ خَيْرٌ مِنْ عِتْقِ رَقَبَةٍ
Artinya ; satu kalimat (perkataan) yang didengar oleh seorang itu adalah lebih baik daripada ibadah satu tahun. Dan duduk sejenak untuk diskusi ilmu pengetahuan itu lebih baik daripada memerdekakan hamba sahaya.
Penjelasan : Hadits ini : Maudhu’ = Palsu.
Tersebut dalam kitab Dzailul Maudlu’at (bagian terakhir/ekor dari kitab Maudlu’at halaman 195 oleh as-Suyuthiy.
إِذَا جَلَسَ المتَعَلِّمُ بَيْنَ يَدَي العَالِمِ فَتَحَ اللهُ عَلَيْهِ سَبْعِيْنَ بَابًا مِنَ الرَّحْمَةِ وَلَا يَقُومُ مِنْ عِنْدِهِ إِلَّا كَيَوْمٍ وَلَدَتْهُ أُمُّهُ وَأَعْطَاهُ اللهُ بِكُلِّ حَرْفٍ ثَوَابَ سَبْعِيْنَ شَهِيْدًا وَكَتَبَ اللهُ لَهُ بِكُلِّ حَرْفٍ عِبَادَةَ سَنَةٍ.
Artinya : apabila seorang penuntut ilmu itu duduk dihadapan seorang alim, maka Alloh membukakan 70 pintu rahmat atasnya dia tidak akan bangkit dari sisi orang alim itu melainkan memberikan padanya tiap-tiap hurup itu ganjaran-ganjaran 70 orang yang mati syahid serta mencatatkan baginya tiap hadits (yang dia terima itu) ganjarannya serupa dengan ganjaran ibadah setahun.
Penjelasan : Hadits tersebut Maudlu’ / palsu.
أَنَا مَدِينَةُ العِلْمِ وعَلِيٌّ بابُها فَمَنْ أرَادَ العِلْمَ فلْيأْتِ البابَ
Artinya : Aku adalah madinahnya ilmu dan Ali adalah pintunya, maka barang siapa yang menginginkan ilmu datangilah pintunya.
Penjelasan : Hadits ini tidak ada asalnya.
Berkata Imam Tirmidzi bahwasannya hadits ini adalah mungkar, dan begitu juga imam al-Bukhari berkata : bahwasanya tidak ada bagi hadits ini satu bentuk pun yang shohih. Dan berkata Ibnu Ma’in : bahwasanya hadist ini dusta tiada ada asalnya.
Berkata al-Haitsami hadist ini riwayat Thabrani, hanya saja pada sanadnya ada rawi yang bernama Abdussalam bin Sholih al-Harawiy, dia itu seorang yan g dho’if.
شِرَارُ العُلَمَاءِ الَّذِيْنَ يَأْتُوْنَ الأُمَرَاءَ وَخِيَارَ الأُمَرَاءِ الَّذِيْنَ يَأْتُوْنَ العُلَمَاءَ "
Artinya : sejelek-jelek ulama ialah mereka yang selalu mendekati para penguasa, sedang sebaik-baik penguasa adalah mereka yang paling dekat pada ulama.
Penjelasan : Hadits ini Dho’if / lemah.
مَنْ زَارَ العُلَمَاءَ فَكَأَنَّمَا زَارَنِي وَمَنْ صَافَحَ العُلَمَاءَ فَكَأَنَّمَا صَافَحَنِي وَمَنْ جَالَسَ العُلَمَاءَ فَكَأَنّمَاجَالَسَنِي وَمَنْ جَالَسَنِي اُجْلِسَ إِلَيَّ يَوْمَ القِيَامَةِ.
Artinya : Barang siapa yang berziarah kepada para ulama, seolah-olah dia telah berziarah kepadaku. Dan barang siapa yang berjabatan tangan dengan para ulama, seolah-olah dia telah berjabatan denganku. Barang siapa yang duduk bersama para ulama, seolah-olah dia telah duduk bersamaku. Dan barang suapa yang duduk bersammaku di dunia,
Penjelasan : Hadits ini Maudllu’ / Palsu.
Dalam sanadya ada rawi bernama : Hafash bin Umar al-‘Adaniy. Dia adalah seorang Pendusta.
As-Suyuuthiy mengatakan : Hafash ini adalah seorang rawi yang telah didustakan oleh Yahya bin Yahya an-naisaaburiy.
Imam Bukhari mengatakan : dia adalah seorang rawi yang suka meriwayatkan hadits Munkar.
0 komentar:
Posting Komentar